Apr 30, 2011

SEJARAH SEMEN

Semen merupakan salah satu komponen penting dalam membuat bangunan permanen. Semen merupakan perekat non-organik dan biasa digunakan bersama-sama dengan pasir, agregat, atau bahan-bahan berupa fiber untuk membuat beton. Semen juga digunakan untuk membuat material-material yang akan digunakan sebagai komponen dalam pekerjaan konstruksi seperti bata berlubang, ornamen cetak dan lain-lain.

semen_portland12Semen adalah hasil industri dari bahan baku batu kapur (gamping) sebagai bahan utama dan lempung (tanah liat) atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk. Untuk menghasilkan semen, bahan baku dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk clinker-nya, yang kemudian dihancurkan dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah yang sesuai. Hasil akhir dari proses produksi dikemas dalam kantong (sak) dengan berat rata-rata 40 kg atau 50 kg.

Semen dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu semen hidraulik dan semen nonhidraulik. Semen hidraulik mengeras setelah terjadi reaksi dengan air sedangkan semen non hidraulik merupakan semen yang tidak dapat mengeras bila terjadi reaksi dengan air.

Semen sendiri dapat dikategorikan sebagai sebuah produk teknologi. Namun tahukan Anda, bagaimana prosesnya hingga teknologi yang satu ini digunakan secara luas di seluruh dunia? Semen pertama bentuknya bubuk dan diciptakan pada zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Semen ini dinamakan pozzuolana. Walaupun di zamannya semen ini banyak digunakan, namun popularitasnya tidak berlangsung lama. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100–1500 M) semen pozzuolana ini sempat menghilang dari peredaran.

Baru pada abad ke-18 John Smeaton, insinyur asal Inggris, kembali menciptakan adonan model baru. Ia membuatnya dengan mencampur batu kapur dengan tanah liat. Ia membuatnya dalam rangka pembangunan menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.

Namun tekologi hasil temuannya ini tidak ia patenkan. Joseph Aspdin, insinyur berkebangsaan Inggris-lah yang mengurus hak paten semen buatannya sendiri. Ia menamakan semen buatannya “semen portland”. Ini terjadi pada 1824. Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak dipajang di toko-toko bangunan

0 comments: